PERTANYAAN BUAT PEMBUAT SMS GEMPA & AL QUR’AN

Beredar SMS dengan banyak versi tentang hubungan Al-Quran dengan waktu beberapa gempa yang terjadi di indonesia. Benarkah penafsiran seperti itu? Ada beberapa pertanyaan dengan adanya sms seperti ini? Apakah anda juga mempertanyakan maksud dan tujuan sms-sms ini? Adakah yang salah dan rancu dengan sms-sms terdebut?

Pendahuluan

Beberapa hari yang lalu saya mendapat sms dari teman, isinya adalah sbb:

Asslmkm wr wb Subhanallah…Gmpa dTasik jm 15:04,.Gmpa dPdAng 17:16,.Gmpa su2lan jm17:58,.Esok’y gMpa dJmbi jm8:52,.cOba LhtAl-Qur’ansurat&ayt ssUai jam

Setelah dicek di Al-Qur’an untuk surat dan ayat tersebut sbb:

Untuk Gempa Tasik Surat Al Hijr[15] ayat 04

“Dan Kami tiada membinasakan sesuatu negeripun, melainkan ada baginya ketentuan masa yang telah ditetapkan”.

Untuk Gempa Padang  Surat Al Isra (17) ayat 16

“Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”

Gempa susulan di Padang  Surat Al Isra (17): 58

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).”

Dan Gempa di Jambi Al Anfal (8): 52

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,”(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaan-Nya.

Kaidah Dalam Menafsirkan Al Qur’an

Dalam menafsirkan Al Qur’an, kita tidak bisa seenaknya saja menafsirkan Al Qur’an  tanpa mengikuti kaidah yang telah dijelaskan oleh para ulama. Di antara metode menafsirkan Al Qur’an antara lain:

  1. Menafsirkan Al Qur’an dengan Al Qur’an. Allah Ta’ala yang telah menurunkan Al Qur’an sehingga Allah pulalah yang paling mengetahui apa yang Dia maksudkan.
  2. Menafsirkan Al Qur’an dengan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang menyampaikan kalamullah sehingga beliau Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam yang lebih mengetahui tentang maksud Al Qur’an.
  3. Menafsirkan Al Qur’an dengan perkataan sahabat Radiyallahu ‘Alaihim Ajma’in. Al Qur’an diturunkan dengan bahasa dan periode mereka. Selain itu, mereka adalah generasi terbaik umat ini yang paling tulus dalam mencari kebenaran, paling selamat (terhindar) dari mengikuti hawa nafsu serta paling suci dari penyimpangan yang menghalangi seseorang dari mendapatkan kebenaran.
  4. Menafsirkan Al Qur’an dengan perkataan Tabi’in. Para Tabi’in merupakan sebaik-baik manusia sepeninggal sahabat. Mereka berpegang teguh dengan Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabat.
  5. Menafsirkan Al Qur’an berdasarkan makna syari’at atau bahasa. Bila antara makna secara syari’at dan bahasa berbeda, maka yang diambil adalah makna secara syari’at karena Al Qur’an turun untuk menjelaskan bahasa kecuali terdapat dalil yang menguatkan makna secara bahasa, maka maknanyalah yang kemudian diambil.

Kembali ke bahasan SMS tadi, tidak ada satupun metode penafsiran Al Qur’an yang benar yang digunakan oleh si pembuat SMS tersebut.

Pertanyaannya adalah:

Dari mana si pembuat SMS tersebut mengambil dasar dalam menafsirkan ayat-ayat Al Qur’anul Karim di atas?

Kenapa yang dipilih adalah waktu (jam, tanggal, dan bulan)  kejadian gempa? Mengapa bukan tahun? Atau bahkan koordinat lintang dan bujur Padangnya sekalian?

Pukul 17:16, 17:58, dan 08:52 tersebut berdasarkan apa? Bukankah di Indonesia ini banyak sekali versi waktu?

Bukankah di berita ada yang menyebutkan bahwa gempa di Jambi terjadi pada pukul 08:16? Kenapa kejadian gempa di Jambi tidak ditafsirkan dengan QS Al Anfal (8): 16? Apa karena Al Anfal (8): 16 berisi tentang qital (perang)?

Atau penafsiran tersebut hanya berlaku di Padang? Tidak di Jambi? Padahal jarak Padang-Jambi tidak terlalu jauh? Tanya kenapa??? Atau memang sengaja dicocok-cocokan? Jadi, ketika menemui waktu (jam) yang tidak bisa dicocok-cocokan dengan ayat Al Qur’an, maka tidak dipakai?

Semoga kita menjadi penutup kebatilan dengan tidak menyebarkan SMS semacam itu dan menjadi pembuka kebaikan dengan memberitahu saudara-saudari kita tentang metode penafsiran Al Qur’an yang sesuai dengan kaidah yang telah digariskan oleh para ulama. Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimushshalihaat.

(Diambil dari tulisan seorang teman, semoga Alloh memudahkan segala urusannya dan memberkahi waktu dan umurnya)

Tinggalkan komentar